Pulau yang didedikasikan untuk konservasi penyu laut

Pulau ini adalah bagian dari program konservasi yang bekerja sama dengan pemerintah Jepang di bawah perjanjian ASEAN (Asia-Eropa). Dijalankan oleh ilmuwan Jepang. Karena itu ada penjaga yang melindungi sarang penyu untuk memantau kadal dan manusia. Setiap sarang diberi nomor. Kura-kura itu berdering. Setiap dua bulan, para ilmuwan menemukan sarang yang sudah menetas. Mereka datang untuk menghitung jumlah kulit telur dan dengan demikian menetapkan jumlah kura-kura kembali ke laut dan jumlah telur yang steril atau mati.

Tujuan ini layak. Perlu otorisasi administrasi LIPI (CNRS Indonesian). Tidak ada fasilitas pendaratan. Hal ini dapat dicapai pada saat air pasang, baik dengan berenang atau dengan perahu kecil. Berkemah sangat penting, dan sepenuhnya diatur oleh kami: makanan, tenda, kasur, air minum ... Penjaga membuat kami bersahabat untuk membiarkan kami menggunakan sumurnya dan sanitasinya.

Tentu saja kami berusaha membantu wali dalam tugasnya, dan mengambil keuntungan dari perjalanan kami untuk membersihkan plastik yang ditolak oleh laut.

Pulau ini menawarkan tempat snorkeling yang luar biasa ...

Pengamatan penyu kebanyakan dilakukan pada malam hari. Mereka datang untuk berbaring di bawah ranting-ranting pertama di atas pantai, di bawah naungan dan jauh dari laut, karena itu mereka lebih mudah pada saat air pasang. Jangan ganggu mereka atau bahkan sampai awal peletakan. Mereka dapat memulai sarang dan kembali ke laut jika mereka tidak merasa aman. Mereka bahkan dapat membuat sarang palsu mereka sendiri sebelum memutuskan ... Hanya sekali peletakan dimulai, kita dapat mendekati dan membuat cahaya tanpa mengganggu mereka. Penjaga mengambil kesempatan untuk membantu dan berdering ... Peletakan berlangsung lebih dari satu jam ...

Kami memiliki dua spesies kura-kura, yang salah disebut kura-kura hijau, dan Sisik kecil (elang). Musim petelur berlangsung dari Februari hingga Juli, kadang hingga Agustus. Musim puncak adalah bulan Februari, Maret, April.

Lebih dari dua malam, kami mencoba mengunjungi salah satu pulau yang bersebelahan.

Pulau ini jauh dari Belitung, jadi jika cuaca buruk, kita harus menunggu kembali ke peradaban untuk tidak mengambil risiko.